Jumat, 24 April 2015

Bagaimana Beriman Kepada Alloh









Bagaimana Beriman Kepada Alloh


















Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Beriman kepada Alloh  Subhanahu wa Ta’ala yaitu rukun iman yang pertama. Rukun ini sangat penting dan istimewa kedudukannya di dalam agama Islam, hingga wajib untuk kita untuk mengilmuinya dgn benar agar melahirkan akidah yang benar tentang Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Bukanlah yang dimaksud dgn beriman kepada Alloh  Subhanahu wa Ta’ala itu semata-mata sekedar keyakinan yakni Alloh  Subhanahu wa Ta’ala itu ada, atau sekedar yakin yakni Alloh  Subhanahu wa Ta’ala yaitu satu-satunya pencipta, pengatur, yang menghidupkan, mematikan dan memberikan rizki bagi alam semesta.














perlu bagi kita untuk menelaah perkara 




















Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Sungguh sangat ironis sekali dimana pemahaman salah ini bahkan dipegangi oleh segenap kaum muslimin yang membenarkan sudah paham terhadap iman, islam dan tauhid! Kalaulah memang benar apa yang mereka katakan, jadi orang-orang musyrikin yang diperangi oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam malah sudah mendahului mereka di dalam mengikrarkannya, sebagaimana hal tersebut banyak disitir di dalam Al Qur’an.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran serta penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati serta mengeluarkan yang mati dari yang hidup serta siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Alloh.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’” (QS: Yunus: 31)
Maka dari itu penting bagi kita untuk menelaah perkara penting ini mudah-mudahan bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Beriman kepada Alloh disyaratkan berisi empat perkara, ialah:












Mengimani Adanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala


















Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Hal ini dapat dibuktikan dgn fitrah, akal, dalil naqli dan indera. Adapun ditilik dari segi fitrah, setiap manusia mengakui hadirnya Tuhan tanpa disyaratkan berfikir dan belajar. Rosululloh bersabda, yang artinya: “Setiap anak lahir di dalam keadaan fitrah, lalu orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Upaya kita bisa berfikir yakni tidaklah segala makhluk terlebih dahulu maupun saat ini kecuali pasti ada yang menciptakan. Mustahil mereka menciptakan diri sendiri hal ini karena sebelumnya tidak ada, dan yang tidak ada tidak dapat mencipta. Mereka pun tidak muncul secara kebetulan, hal ini karena teknik mungkin susunan alam yang seindah dan sangat teratur ini dgn mudahnya disebut terjadi secara kebetulan? Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS: Ath Thur: 35)
Di segi dalil syar’i, segala kitab samawi yang diturunkan pasti mendiskusi tentang adanya Alloh dan bermacam peristiwa yang disaksikan kebenarannya. Ini membuktikan kitab-kitab tersebut bermula dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan indera kita lebih mudah untuk membuktikannya diantaranya ialah terkabulnya doa, mukjizat pada Nabi yang di luar kemampuan manusia. Ini tidaklah mungkin bermula kecuali dari Tuhan yang mengutus mereka.
















Mengimani Sifat Rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala
















Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Yakni kita menyakini yakni Alloh lah yang memiliki hak untuk menciptakan, berkuasa dan memerintah. Keyakinan seperti ini sudah dimiliki oleh kaum musyrikin zaman Rosululloh, justru tdk ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang sombong yang mereka sendiri ragu terhadap ucapannya. Contoh konkretnya ialah Fir’aun, yang mengaku sebagai tuhan.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS: Al A’raaf: 54) dan “…kepunyaan-Nyalah kerajaan.” (QS: Fathir: 13).
Lihat pula bagaimana pengakuan kaum musyrikin tentang rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala menceritakan di dalam Al Qur’an, yang artinya:  “Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’, niscaya mereka hendak menjawab: ‘Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.’” (QS: Az Zukhruf: 9)
Dengan demikian kita mengerti yakni yang memiliki kuasa memberikan rizki tidaklah malaikat, Nabi atau dewa fulan, pula yang menguasai dan mengatur berbagai macam urusan tidaklah syaikh fulan, wali fulan sebagaimana keyakinan sebagian orang. Tetapi hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala  yang memberikan rizki, mengatur, menghidupkan serta mematikan.



















Mengimani Sifat Uluhiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala














Yaitu hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala  semata yang berwenang disembah serta diibadahi. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Tuhanmu yaitu Tuhan Yang Maha Esa; tdk ada sesembahan yang haq melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS: Al Baqarah: 163).
Di sinilah posisi titik perpisahan antara seorang mukmin dgn seorang musyrik, dimana kaum mukminin hanya menujukan segala aktivitas ibadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik itu berupa doa, nadzar, sembelihan, haji, sholat dan ibadah-ibadah lainnya.
Adapun kaum musyrikin, meskipun mereka mengakui hak rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka memutuskan sesembahan yang banyak dan beragam, baik berupa benda-benda mati seperti batu, pohon dan matahari. Atau juga sesembahan dari kalangan malaikat, nabi dan orang shalih yang dibuat sebagai penghubung antara mereka dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana pembesar kerajaan yang jadi perantara kepada raja. Dan tidaklah seorang pembesar jadi penghubung bagi raja kecuali karena raja sangat butuh atau sangat takut padanya, hingga bila ada orang datang minta bantuan raja lewat perantara pembesar maka raja mengabulkannya dgn sebab kedudukan pembesar tadi. Sungguh, yang seperti ini tdk bisa disamakan dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala !













mereka berlomba-lomba dengan berbagai amal shalih 

















Para malaikat, nabi serta orang shalih sangat butuh kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka berlomba-lomba dgn bervariasi amal shalih untuk dekat dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala tdk butuh juga tidak takut pada mereka. Sehingga namun kedudukan mereka mulia di sisi Alloh, ini tdk berarti kita dapat mengambil mereka sebagai perantara, melainkan kita segera meminta pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alasan semacam itulah yang jadi hujjahnya kaum musyrikin dulu dan sekarang.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan orang-orang yang memutuskan pelindung selain Alloh (berkata): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Alloh dgn sedekat-dekatnya.’” (QS: Az Zumar: 3).
Intinya kita dituntut untuk mengikhlaskan ibadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan tidak menujukannya kepada selain Alloh, sebagaimana hal ini jadi manfaat dakwah setiap rosul. Sehingga mereka para rasul Alloh berkata pada kaumnya: “Sembahlah Alloh saja, sekali-kali tdk ada sesembahan yang haq bagimu selain Dia.” (QS: Hud: 50)

Mengimani Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Yaitu dgn menetapkan nama dan sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala  sebagaimana telah diharuskan Alloh di dalam Al Quran atau telah diharuskan oleh rosul-Nya di di dalam As Sunnah, yang sesuai dgn kebesaran dan keagungan Alloh, tanpa tahrif (memalingkan makna dari makna yang semestinya), ta’thil (menolak nama atau sifat Alloh), takyif (membagaimanakan) dan tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sebatas milik Alloh asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dgn menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran di dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: Al A’raaf: 180)

Dengan demikian, Keimanan kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala haruslah memuat seluruh empat hal yang di atas, tidak hanya satu atau dua saja. Sehingga kita katakan yakni keyakinan seseorang yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu ada ataukah Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu satu-satunya pencipta belum cukup untuk dikatakan telah beriman kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, namun juga harus meyakini yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya yang berhak disembah dan beriman kepada asma dan sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Moga-moga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menunjuki kita semua kepada aqidah yang shahih dan mewafatkan kita di dalam keadaan muslim. Sebatas kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala kita mohon pertolongan. Wallohu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar