Senin, 13 April 2015

Setan Yang Mempunya Tugas Untuk Menggaggu Wudhu













Setan Yang Mempunya Tugas Untuk Menggaggu Wudhu














Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Bisa kita bayangkan, bagaimana,  canggihnya seorang pencuri kendaraan bermotor apabila setiap hari yg dipelajari lalu dikerjakan yaitu mencuri motor. Ada juga pencuri spesialis elektronik, dia paling pakar soal bagaimana menggondol barang elektronik di rumah orang yg sedang lengah. Ternyata, iblis juga memiliki bala tentara yg dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi pekerjaan yg khusus pula. Iblis menggoda orang di setiap lini, lalu di setiap lini dia siapkan setan-setan “spesialis” yg pakar dalam bidangnya.














Dalam hal wudhu misalnya













Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus yg beraksi di wilayah ini. Pekerjaannya fokus tuk menggoda orang-orang yg wudhu hingga jadi kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan “Al-Walahan”
Nabi bersabda: “Pada wudhu itu ada setan yg menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya.” (HR Ahmad)
Setan ini menggoda tdk sebatas mengandalkan satu jurus saja tuk memperdayai mangsanya. Untuk masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus tuk melumpuhkannya.










Waspadai Setiap Jurusnya











Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Sebagian dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-ulang lafazh niat. Saking sibuknya mengulang, ada yg rela ketinggalan rekaat tuk mengeja niat.
Niat memang wajib dilazimi bagi setiap hamba yg hendak melakukan suatu aktivitas. Namun, tak ada secuil keteranganpun dari Nabi yg shahih menunjukkan sunahnya melafazkan niat. Malahan tidak ada dalil sekalipun berupa
hadits dha’if, mursal, atau yg terdapat di musnad maupun perbuatan sahabat yg menunjukkan keharusan atau sunahnya melafazkan niat.











segala sesuatu tergantung niatnya












Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Dalil yg biasa dipakai ialah hadits Nabi “segala sesuatu tergantung niatnya.” Hadits ini tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah melafazkan niat. Jika hadits ini dimaknai sebagai niat yg dilafazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam, belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan niat. Apakah orang yang melafazkan niat
sewaktu wudhu juga melafazkan niat ketika melakukan aktivitas amal lainnya? Kalau saja itu baik, tentunya Nabi dan para sahabat melakukannya.









Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu











Sebagian lagi digoda setan hingga asal-asalan waktu melancarkan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yg mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya: “Celakalah tumit dari neraka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui, manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan mata kaki …” (QS. al-Maidah : 6)

Syaikh Utsaimin menyebutkan bahwa istinsyaq atau memasukkan air ke hidung kemudian istinsyar (mengeluarkannya) hukumnya wajib karena hidung termasuk bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh.

Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana hadits Nabi: al-udzun minar ra’si, telinga adalah bagian dari kepala.









Boros Menggunakan Air









Asal-asalan berwudhu adalah jurus setan yg diarahkan buat orang yg malas. Sedangkan untuk orang yg antusias dan bersemangat,. al-walahan memiliki jurus yang lain. Yakni dia menggoda agar orang yg wudhu terlampau boros memanfaatkan air. Timbullah asumsi bagi orang yg berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna pula wudhunya. Padahal anggapan ini bertentangan dengan sunnatul huda. Bahkan Nabi mengingatkan umatnya akan hal itu. Beliau bersabda: “Sesungguhnya akan ada di antara umat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasa’i sanadnya kuat dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Ada pula hadits menyebutkan, tatkala Nabi melewati Sa’ad yang tengah berwudhu, beliau bersabda: “Janganlah boros dalam menggunakan air.” Sa’ad berkata: “Apakah ada istilah pemborosan dalam hal air?” beliau menjawab: “Ya, meskipun
> engkau (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad). Ibnul Qayyim menyebutkan hadits ini dalam Zaadul Ma’ad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya “Talbis Iblis”, hanya saja Syaikh Al-Albani menyatakan ini sebagai hadits dha’if, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam Al-Zawa’id.

Yang baik adalah kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu. Namun bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.

Ragu-Ragu Ketika Berwudhu

Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat semangat dalam hal wudhu adalah, setan menanamkan keraguan kepada orang yang berwudhu. Ketika orang itu selesai wudhu, dibisikkan di hatinya keraguan akan keabsahan wudhunya. Agar orang itu mengulangi wudhunya kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbiratul uula maupun shalat jama’ah secara umum.

Telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia bertanya: “Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?” Ibnu Uqail menjawab: “Bahkan kamu tidak lagi wajib shalat.”

Ya, tak ada orang yang melakukan seperti itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan orang yang hilang ingatan tidak terkena kewajiban. Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar