Selasa, 14 April 2015

Imam Abu Hanifah, Ulama Cerdas dan Dermawan








Imam Abu Hanifah, Ulama Cerdas dan Dermawan







Imam Abu Hanifah, Ulama Cerdas dan Dermawan


Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Biasanya, seorang ulama cuma piawai di dalam aspek keilmuan agama (Islam). Dia sedikit begitu mahir di dalam soal berdagang. Dan biasanya, seorang pedagang juga cuma ahli di bidang perdagangan. Terkadang, yang mempunyai keahlian seimbang antara ilmu agama dan bisnis tergolong langka.













Ulama besar yang merupakan salah satu dari empat tokoh mazhab 













Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Imam Abu Hanifah merupakan salah satu dari yg langka itu. Ulama tinggi yg termasuk salah satu dari empat tokoh mazhab itu nyatanya pernah menggeluti dunia wirausaha di dalam sejarah hidupnya. Maka, dapat diistilahkan, pemilik nama asli Nukman bin Tsabit itu merupakan seorang pedagang sekaligus seorang ulama, atau ulama sekaligus pedagang.












Ulama yang dilahirkan di kampung Anbar, Kuffah, Irak,














Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Ulama yg dilahirkan di kampung Anbar, Kuffah, Irak, pada 80 H atau 699 M itu, bisa berdagang hal ini karena lingkungan keluarganya yaitu pedagang. Sejak kecil beliau digembleng oleh keluarganya untuk berdagang. Baginya, pulang dan pergi ke pasar yaitu suatu hal yg biasa. Kadang, beliau juga ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera. Hal itu dilakukannya tuk membiayai kehidupan keluarga. Ini berbeda dengan ketiga imam fikih lainnya ialah Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad yg memulai menimba ilmu mulai dari usia dini.














Kesibukan berbisnis tak memupus semangatnya untuk menimba ilmu dan beribadah
















Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Kegiatan berdagang tak memupus semangatnya untuk menimba ilmu serta beribadah. Beliau mengatur waktu yg dianugerahkan Allah dgn sebaik-baiknya. Metodenya, waktu malam beliau gunakan tuk beribadah. Sepanjang masa antara Isya dan waktu sahur, beliau isi dgn shalat kemudian munajat. Tidurnya cuma sebentar, yaitu di antara sewaktu Zuhur serta Ashar. Selepas shalat Subuh, beliau mengkaji beragam ilmu. Kemudian, pada waktu siangnya, beliau melangsungkan beragam transaksi yg bermanfaat sesuai dengan syariah.














Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan ke pada mereka 

















Family dekatnya menyaksikan yakni semua aktivitasnya, terutama ibadah malamnya,dikerjakan selama kurang lebih40 tahun. Surah yg hampir sering beliau baca dalam shalat malamnya ialah Surah Al-Qamar. Sampai pada ayat ke-46 yg artinya,”Sesungguhnya hari kiamat itulah hari yg dijanjikan ke pada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit,” beliau juga menangis.












Tangisnya hadir karena adanya ketakutan akan pengadilan Allah pada hari akhir















Tangisnya muncul disebabkan munculnya ketakutan akan pengadilan Allah pada hari akhir, yaitu terhadap hartanya. Hal ini karena itu, beliau sungguh-sungguh berhati-hati dgn hartanya. Suatu ketika, ia menghadiahkan kepada seorang temannya sehelai baju yg di salah satu bagiannya muncul sedikit cacat. Beliau mewanti-wanti temannya, kalau suatu waktu baju itu akan dijual supaya cacat di baju itu diberitahukan pada si pembeli.

Karena sesuatu hal, teman Abu Hanifah itu memasarkan baju ini. Namun, ia lupa memberitahukan tentang cacat yg terdapat pada baju tersebut. Maka, Abu Hanifah pun menanyakan siapa saja pembelinya,akan tetapi temannya lupa akan ciri-ciri pembeli baju itu.

Abu Hanifah yang baik dan tampan itu memang dikenal orang-orang di sekitar beliau menjadi orang yg gemar bersedekah. Dalam bersedekah, sepertinya beliau memiliki rumus yaitu, sejumlah uang dinar yg beliau belanjakan tuk keperluan keluarga, segenap itu pula yg akan beliau sedekahkan.

Selain dermawan, Abu Hani fah juga diketahui sebagai seorang yg cerdas dgn argumentasinya yg kuat. Sebab, beliau berguru kepada kurang lebih 200 orang guru, termasuk para sahabat dan tabiin. Ada yang meriwayatkan, Abu Ha nifah sudah pernah bertemu dengan tujuh sahabat Nabi Saw., antara lain, Anas bin Malik, Abdullah Az-Zubairi, dan Amru bin Haris.

Tentang kecerdasan Imam Abu Hanifah, Imam Malik menya takan,” Seandainya dia mengatakan bahwa tanah di tanganmu itu emas, maka engkau akan membenarkannya karena alasannya yang kuat dan kamu akan mengikuti pernyataannya.”

Dalam buku ‘Mereka adalah Para Tabiin’ karya Dr. Abdurahman Raat Basya, diceritakan tentang berbagai bukti kecerdasan ulama yang mati syahid di penjara pada usia 70 tahun itu . Antara lain, tentang adanya seorang laki-laki terpandang, warga Kufah, yang menuduh di hadapan orang bahwa Ustman bin Affan adalah seorang Yahudi, yang jadi Yahudi lagi setelah Islamnya.Abu Hanifah mendatangi lelaki itu dengan mengatakan bahwa dirinya ingin meminang putri lelaki itu untuk sa habatnya. Karena Abu Hanifah dikenal orang baik, kehadirannya di sambut baik. Ketika lelaki itu bertanya tentang siapa peminang itu, Abu Hanifah menjawab bahwa peminang itu adalah seorang yang terkemuka, kaya, dermawan, hafal Al-Quran, dan rajin beribadah hingga larut malam.

Lelaki itu bahagia karena calon peminang putrinya adalah orang baik. Tapi, kemudian ia terperanjat, ketika Abu Hanifah menyatakan, bahwa ada satu hal yang perlu dipertimbangkan karena yang ingin meminang itu seorang Yahudi. “Apakah Anda ingin, saya menikahkan dengan seorang Yahudi, wahai Abu Hanifah? Demi Allah, aku tidak akan menikahkan putriku dengannya, walaupun dia memiliki segalanya,”kata lelaki itu.

”Engkau menolak menikahkan putrimu dengan seorang Yahudi dan engkau mengingkarinya dengan keras. Tapi, engkau sebarkan berita kepada orang-orang bahwa Rasulullah Saw. telah menikahkan kedua putrinya dengan Yahudi. Yakni, Ustman bin Affan?” kata Abu Hanifah. Lelaki itu tak berkutik kemudian ia beristighfar.

sumber: Majalah Baznas edisi April-Mei 2014 / Muslimdaily.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar